Jamaah kaum Muslimin yang diberkati Allah,
Ada satu hal lagi yang perlu mendapat perhatian kita dalam hal bersedekah, yakni siapa yang menerimanya dan untuk apa sedekah itu dipergunakan. Kita tidak boleh hanya memberi lalu selesai, melainkan harus memastikan bahwa pemberian itu tidak dipergunakan untuk melakukan keburukan atau hal yang membahayakan kehidupan. Nabi Muhammad mengingatkan bahwa orang yang menolong terjadinya maksiat, walaupun hanya dengan separo kata, sama dengan ikut bermaksiat. Karena itu kita harus tahu dengan pasti siapa penerima sedekah kita. Sedekah yang berada di tangan penjahat sangat besar kemungkinannya untuk dipakai dalam melakukan kejahatan; sedekah di tangan orang yang baik sangat besar kemungkinannya untuk dipakai dalam kebaikan. Itu pun, masih memerlukan pengawasan atau pertanggungjawaban yang transparan. Keikhlasan tidak semestinya menghalangi kita dari kehati-hatian sehingga niat baik dan tindakan baik kita tidak justru berarti kemaksiatan.
Kaum Muslimin yang berbahagia
Banyak jalan untuk berbuat kebaikan yang pahalanya seperti pahala sedekah di jalan Allah. Jangankan menolong manusia, menolong anjing pun termasuk sedekah yang mendapat pahala dari Allah. Disebutkan dalam sebuah hadis:
عن أبي هريرةَ – رضي الله عنه – أنَّ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «بَينَما رَجُلٌ يَمشي بِطَريقٍ اشْتَدَّ عَلَيهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشربَ، ثُمَّ خَرَجَ فإذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يأكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ. فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبُ مِنَ العَطَشِ مِثلُ الَّذِي كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّي. فَنَزَلَ البِئْرَ، فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أمْسَكَهُ بفيهِ حَتَّى رَقِيَ. فَسَقَى الكَلْبَ، فَشَكَرَ اللهَ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ» قالوا: يَا رَسُول اللهِ، إنَّ لَنَا في البَهَائِمِ أَجْرًا؟ فقَالَ: «في كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أجْرٌ».
Kalau tidak dapat memberikan kebaikan, setidak-tidaknya orang dapat menahan diri dari melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa seorang sahabat Nabi, Abu Dzarr bertanya: Apa amal yang paling baik? Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, jawab Rasulullah. Budak yang paling baik? tanyanya lagi. Yang paling indah bagi tuannya dan yang paling tinggi harganya.
عن أبي ذر جُنْدبِ بنِ جُنَادَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قُلْتُ: يَا رسولَ الله، أيُّ الأعمالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الإِيمَانُ باللهِ وَالجِهادُ فِي سَبيلِهِ». قُلْتُ: أيُّ الرِّقَابِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أنْفَسُهَا عِنْدَ أَهلِهَا وَأَكثَرهَا ثَمَنًا». قُلْتُ: فإنْ لَمْ أفْعَلْ؟ قَالَ: «تُعِينُ صَانِعًا أَوْ تَصْنَعُ لأَخْرَقَ». قُلْتُ: يَا رَسُول الله، أرأيْتَ إنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ العَمَلِ؟ قَالَ: «تَكُفُّ شَرَّكَ عَنِ النَّاسِ؛ فإنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ». مُتَّفَقٌ عليه.
Kalau aku tak dapat berbuat sendiri? tanya Abu Dzarr. Jawab Rasulullah: Kau bantulah orang yang membuat produk atau kau buatkan produk bagi orang yang tak bisa membuat sendiri. Kalau aku lemah dalam membuat produk? Tahanlah dirimu dari merugikan orang lain. Itu adalah sedekahmu untuk dirimu sendiri.
Juga dikatakan dalam sebuah hadis lain:
قَالَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم: «وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ» قِيلَ: وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ» البخاري.
Demi Allah, tidaklah beriman 3X, Rasulullah bersabda suatu kali. Para sahabat bertanya, Siapa itu? Orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.
Jadi, perbuatan baik adalah kelanjutan logis dari iman. Iman semestinya mewujud dalam perbuatan baik dan pencegahan diri dari perbuatan tidak baik.
Sumber : https://web.facebook.com/mmachasin