Belajar Bahasa Inggris Dan Arab

Menu
  • Home
  • Opini
  • Islam
  • Quran
  • Hadits
  • Arab
  • Tajwid
  • Inggris
  • Traveling
  • Komputer
  • Marketplace

Silahkan pelajari semua kaidah ilmu nahwu secara lengkap di aplikasi

Download Sekarang!
Home
Bahasa Arab
Pengertian Mubtada dan Khabar Beserta Contohnya
Bahasa Arab

Pengertian Mubtada dan Khabar Beserta Contohnya

sadunku 28/03/2016

Pengertian Mubtada dan Khabar Dalam Bahasa Arab

Mubtada dan Khabar – Pada tulisan ini kita akan membahas tentang materi bahasa arab selanjutnya yaitu mubtada dan khabar. Mubtada dan khabar adalah salah satu kaidah bahasa arab yang sangat penting untuk dipahami seperti halnya kaidah-kaidah lainnya seperti fa’il na’ibul fail dan lain-lain. Selain itu, susunan mubtada dan khabar juga biasa digunakan ketika akan memulai sebuah kalimat bahasa arab.

Secara bahasa, mubtada berarti “permulaan” sedangkan khabar berarti “berita”. Sedangkan pengertian mubtada dan khabar menurut pengertian ilmu nahwu adalah sebagai berikut :

Pengertian Mubtada dan Khabar

Mubtada & Khabar

  • Mubatda

Mubatada adalah isim marfu’ (yang i’rabnya dirafa’kan) dimana ia terbebas dari amil (faktor atau yang mengharuskan seuatu) lafdzi. ‘Amil itu sendiri ada 2 macam, yaitu amil afdzi dan amil maknawi. Amil lafdzi ialah amil yang bisa diucapkan dengan lisan dan nampak terlihat lafadznya, sedangkan ‘amil maknawi ialah kebalikan dari amil lafdzi tadi.

Contoh :

زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri

Yang menjadi contoh mubtadanya adalah kata zaid, dimana i’rabnya dirafa’kan dengan ibtida (permulaan), dan tanda rafa’nya adalah dhammah karena isim mufrad, Lihat : Lafadz Yang Dirafa’kan Menggunakan Dhammah, Sedangkan lafadz قَئِمٌ ia menjadi khabarnya.

Pembagian Mubtada

Mubatada terbagi menjadi dua bagian yaitu mubtada isim zhahir dan mubtada isim dhamir. Untuk penjelasan isim zhahir sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya pada bab fa’il, lihat disini : Pengertian Fa’il

Contoh

زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri

Kata zaid adalah isim zhahir (nampak wujudnya).

Sedangkan mubtada isim dhamir adalah mubtada yang terdiri atas isim dhamir yang jumlahnya ada 12, yaitu :

اَنَا – نَحْنُ – اَنْتَ – اَنْتِ – اَنْتُمَا – اَنْتُمْ – اَنْتُنَّ – هُوَ – هِىَ – هُمَا – هُمْ – هُنَّ

Contoh :

اَنَا قَئِمٌ = Saya berdiri

نَحْنُ قَئِمُوْنَ = Kita berdiri

dst….

  • Khabar

Khabar ialah isism marfu (yang i’rabnya dirafa’kan) dimana ia selalu disandarkan pada mubtada tadi, tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merafa’kan khabar tersebut.

Contoh seperti tadi :

زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri

Yang menjadi contohnya aialah lafadz قَائِمٌ, dimana ia dirafa’kan dengan mubtada, tanda rafa’nya menggunakan dhammah sama seperti lafadz zaid.

Pembagian khabar

Khabar terbagi atas dua macam, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad.

Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula syibih (serupa) jumlah. Ingat, yang dimaksud mufrad disini tidak sama dengan isim mufrad yang menunjukan bilanga tunggal.

Contoh :

زَيْدٌ قَئِمٌ

زَيْدَانِ قَئِمَانِ

زَيْدُوْنَ قَئِمُوْنَ

Khabar ghair mufrad adalah kebalikannya, yaitu khabar yang terdiri dari jumlah dan syibih (serupa) jumlah. Khabar Jumlah itu sendiri ada dua, yaitu jumlah ismiyah (jumlah yang terdiri dari mubtada dan khabar) dan jumlah fi’liyah (jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il).

Sedangkan khabar syibih (serupa) jumlah ada dua juga, yaitu yang terdiri dari jar majrur dan zharaf. Maka khabar ghair mufrad itu semuanya terdiri dari empat bagian yaitu : jumlah ismiyah, jumlah fi’liyah, jar + majrur dan zharaf.

Ada ketentuan tertentu dimana jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah bisa jadi khabar.

Jika jumlah ismiyah maka pada mubtadanya hrus terdapat dhamir yang kembali pada mubtada pertama.

Contoh :  زَيْدٌ جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ Zaid hamba perempuannya pergi.

Ini bisa jadi khabar jumlah ismiyah karena pada mubtadanya (yaitu lafadz جَارِيَتُهُ ) terdapat dhamir yang kembali pada kata Zaid (mubtada pertama).

Jika jumlah fi’liyah maka pada fa’ilnya harus terdapat dhamir yang kembali pada mubtada.

Contoh : زَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ

Ini menjadi khabar jumlah fi’liyah karena pada fa’ilnya (yaitu lafadz اَبُوْهُ) ada dhamir yang kembali pada zaid (mubtada).

Baca juga : Isim-Isim Yang Dirafakan

Demikian pembahasan materi ilmu nahwu tentang pengertain mubatada dan khabar bahasa arab, semoga mudah dipahami dan bermanfaat, .

Tweet
Prev Article
Next Article

Related Articles

Kosakata Tentang Buku Dalam Bahasa Arab dan Artinya Lengkap
Kosakata Tentang Buku Dalam Bahasa Arab dan Artinya Buku adalah …

40 Kosakata Tentang Buku Dalam Bahasa Arab dan Artinya Lengkap

Huruf Jar Dalam Bahasa Arab
Huruf Jar Dalam Bahasa Arab Beserta Artinya Huruf Jar Dalam …

Huruf Jar Dalam Bahasa Arab Dan Artinya

Leave a Reply

Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cari Disini

Post Terbaru

  • Cara Terbaru Daftar Gratis Ongkir XTRA Shopee untuk Penjual
    Cara Terbaru Daftar Gratis Ongkir XTRA Shopee …
  • Jawaban Apa Benar Jualan di Shopee Rugi
    Apa Benar Jualan di Shopee Rugi ?
  • Mufrodat Surat An Nisa Ayat 36 Lengkap
    Arti Surat An Nisa Ayat 36
  • Arti Perkata Surat An-Nisa Ayat 34
    Arti Perkata Surat An-Nisa Ayat 34 Lengkap …
  • Ulasan Oppo Reno 4 Spesifikasi dan Harga Terbaru
    Oppo Reno 4 Spesifikasi dan Harga

Baca Juga Yang Ini

  • https://adinawas com/bacaan-surat-al-fiil-arab-dan-latin html
  • https://adinawas com/bacaan-surat-al-asr-arab-dan-latin html
  • teks arab surah attakatsur
  • https://adinawas com/aturan-penggunaan-as-long-as html
  • https://adinawas com/surat-az-zariyat-ayat-56-dan-kandungannya html

Belajar Bahasa Inggris Dan Arab

Copyright © 2023 Belajar Bahasa Inggris Dan Arab